Balas
Dendam Pendidikan
Hai Kawan
pustakawan gimana kabarnya nich?? Pasti baik donk……,, admin bingung nih mau
posting apalagi kehabisan ide tapi demi Kawan Pustakawan semua admin bakalan
semangat buat ngepost di Kawan pustakawan.blogspot.com. ceile kalau katanya
idola admin “bang dika” CUMUNGUT EA
ckckck. Udah ah bercandanya., sekarang balik lagi bahas blog aja ya., kemarin
waktu admin bingung mau ngisi apa di blog ni eh pas ngeliat website
Kickandy.com admin jadi punya ide buat bahas apa. Referensinya sih tentu aja
dari website kick andy ini donk maklum adminkan jadi salah satu anggota di
website kickandy iseng-iseng ikut kuis buku gratis gitu walaupun gak
dapet-dapet lhoh kok admin malah jadi curhat ya?? Heheheh maap maap maap ya
kawan pustakawan. Sekarang serius nichkemarin tepatnya pada Jumat, 01 Juni 2012 21:30:00 WIB kan tv ada
tayangan kickandy tuh yang bahas tentang
“Balas Dendam Pendidikan” widich dari temanya aja udah gokil ada
unsur balas dendamnya. Tapi sebenernya isinya sih gak kayak yang kita bayangin
tentang Balas dendam kayak yang disinetron-sinetron yang lebay gitu ckckck. Isinya
memang bahas balas Dendam tapi dalam hal positif . Gini nich isinya menurut
kesimpulan admin dari artikel yang admin baca diwebsite kickandy.com .
Balas Dendam
Pendidikan mengangkat kisah orang-orang yang dulu miskin dan nyaris tidak bisa
bersekolah, tetapi sekarang mereka mendirikan dan mengelola sekolah untuk
anak-anak yang tidak mampu.
Betulkah apa yang mereka lakukan sebagai balas dendam atas masa lalu mereka ???? mmmmmmm untuk lebih jelasnya simak srtikel dibawah ini ya Kawan pustakawan.
Betulkah apa yang mereka lakukan sebagai balas dendam atas masa lalu mereka ???? mmmmmmm untuk lebih jelasnya simak srtikel dibawah ini ya Kawan pustakawan.
Nurul Karimah
yang berasal dari keluarga tidak mampu merasa tergerak mendirikan sekolah
bagi anak-anak tidak mampu di desa Kemloko, Temanggung, Jawa Tengah. Nurul yg
awalnya hampir tidak bersekolah SMP karena ayahnya tidak mampu, bersama-sama
temannya mendirikan sekolah gratis. Dibawah Yayasan Cendekia Mandiri, Nurul
bersama teman-temannya bahkan mendatangi dan mengajak anak-anak petani tembakau
itu untuk bersekolah. ”Kami terpaksa menjemput mereka untuk bersekolah. Kalau
tidak kami datangi dan jemput, mereka enggan untuk pergi ke sekolah,” ujar
Nurul prihatin.
Jika Nurul Karimah dendam atas
kemiskinan, lain halnya dengan Bahruddin. Pria yang kini berusia 47 tahun itu
dendam dan gemas dengan sistem pembelajaran dan kurikulum yang ada di
Indonesia. Menurutnya, sekolah yang ada saat ini hanya mengejar selembar
ijasah. Sistem pembelajaran menurut Bahruddin tidak melihat bakat anak didik.
”Makanya banyak dijumpai anak lulusan SMP atau SMA tidak bisa apa-apa ketika
terjun ke masyarakat,” kata Bahruddin gemas. Itulah sebabnya ia mendirikan
yayasan Qorry Thayibah di pinggiran kota Salatiga, Jawa Tengah. Konsep sekolah
Bahruddin yang setingkat SMP dan SMA ini berbeda dengan sekolah pada umumnya.
Anak didiknya yang sebagian besar adalah tetangganya itu dididik sesuai dengan
bakat si anak. Misalnya mereka bakatnya melukis atau menggambar, maka si anak
itu diajarin melukis dan menggambar sampai murid itu ahli. Begitu halnya dengan
yang lain seperti berbakat kesenian, multimedia, dan fotografi. ”Anak
didik saya yang mempunyai bakat menulis, sudah ada yang menulis beberapa judul
buku,” kata Bahruddin bangga sambil memperlihatkan beberapa buku kepada host
Kick Andy, Andy F Noya.
Sementara bagi Darsono tidak
ada alasan orang tidak bisa kuliah di perguruan tinggi karena mahalnya biaya
kuliah. Pria berusia 57 tahun berasal dari Yogyakarta itu mendirikan
Universitas Pamulang yang terletak di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Mahasiswa Unpam sebagian besar dari kalangan tidak mampu antara lain mereka
yang berprofesi sebagai office boy, kuli bangunan dan pemulung. ”Bahkan salah
satu alumninya yang berprofesi sebagai pemulung telah berhasil lulus dan kini
menjadi dosen di Unpam,” ujar Darsono. Motivasi mendirikan universitas yang
murah bagi Darsono adalah obsesinya karena dendam masa lalunya yang kesulitan
ketika bersekolah. Ia mengaku terpaksa pergi dari rumah, diusir ayahnya karena
ngotot ingin sekolah. Darsono yang merantau ke Jakarta terlunta-lunta dan
pernah menjadi office boy di salah satu perusahaan di Jakarta. Berkat keuletan
dan ketelatenan yang penuh perjuangan cita-cita Darsono berhasil mendirikan
Universitas Pamulang. Biaya kuliah di Unpam menurut Darsono sangat murah.
Mahasiswa bisa mengangsur uang kuliahnya selama satu semester Rp 100 ribu per
bulan.
Upaya
ke tiga narasumber Kick Andy kali ini memang patut diapresiasi. Di tengah karut
marut pendidikan kita yang mahal dan tidak terjangkau bagi mereka yang tidak
mampu, mereka berhasil memberi solusi. Nah gimana menurut Kawan pustakawan
Balas Dendam dalam hal ini ternyata positifkan dan gak merugikan orang lain
malah justru membantu orang lainkan?? Gimana Kawan Pustakawan semua setuju
jugakan sama admin??. Kita perlu memberi apresiasi yang positif bukan dengan mereka yah setidaknya dengan sekolah yang
sungguh karna kita sudah diberi kesempat yang lebih dari pada yang lain untuk
merasakan pendidikan sampai kejenjang universitas seperti sekarang ini. *_* so don’t waste
the sacrifice of our parents so that we can feel that
education is more than in others *_*
0 komentar:
Posting Komentar